Sebelum serius, mau cerita dulu lah. Boleh lah ya. Boleh
lah, kan ini blog gue. Hehe. *nyengir*
Kemarin itu ada acara Upgrading di sekolaan. Syedih lah
gue. Catatannya di kumpulin. Jadi gue tulis aja lah ya yang berserakan di
kepala. Hehe.
Sesi pertama itu tentang performance guru teladan oleh
pak Uma, kepseknya JIS. Jakarta Islamic School yg berada di kali malang. Bener ga
yak ? hehe. *nuhun kalo salah*
Sebenernya gue seneng sih ikut acara kayak gini. Karena
gue orangnya seneng dengerin pengalaman hidup orang. Pembicara yang satu ini
keren menurut gue. Karena beliau ini emang baasicnya guru. Jadi dia ketika
menjadi kepsek, tetep merasakan betapa pedihnya jadi guru. Apalagi WALAS.
Menurut beliau, kenapa kita bisa bertahan menjadi guru
di sekolah ini ?
1. Purpose
2. PASSION (yang mau gue bahas)
3. Potential. Duh lupa. Mapkeun, ingatan tak secetar imam
syafi’I rahimahullah.
Seneng dapet ilmu, tapi gue capek hari ini. Karena berturut-turut
acara di sekolah ga ada abisnya. UAS (gue sbg panitia), Daurah qur’an (selama 3
pekan nalqinin anak-anak), Tahfidz camp (jadi pengasuh 7 anak selama 3 hari, 1
orang tetiba sakit panas dan muntah) dan terakhir bagi Raport (sebagai WALAS,
isi nilai dan segala macamnya). Dan terakhir kemarin acara Upgrading ini. Udah sisa-sisa
tenaga menghadiri acara ini. *syedih* semoga dicatat sebagai kebaikan. AMIN.
Oh iya sebelumnya gue mau mengkritik sistem penilaian
mereka dalam hal penilaian rangkuman siapa yang bagus. Jadi gini setelah materi
selesai. Panitia menilai siapa yang resume nya bagus. Gue liat orang-orang pada
berlembar-lembar (max.3lbr). yang gue liat, mereka menilai yang rapih dan
banyak resumenya. Menurut gue, resume itu singkat aja gak perlu
berlembar-lembar apalagi di ketik pake computer. HELLO, ini tuh resume. Bukan COPY
PASTE dari materi ke atas kertas. Itu mah namanya nyalin. Bukannya ngeresume.
(jadi inget 3idiot, pas sesi disuru menjelaskan ttg apa itu mesin. Si rancho
ini menjelaskan dengan singkat dengan makna tepat dan benar, tapi disalahin sm
dosennya. Dan temennya ngejawab panjang lebar bikin mumet tapi dibenerin.) dan
oh iya, maapkeun. Jangan bawa-bawa tittle. Yang SMA bisa ngalahin yang sarjana.
(karena yg menang karyawan). Gue penasaran kayak apa resumenya dia. Palingan
nyalin doing (suuzhon..*jitak*). RAPIH emang, tapi … whateverlah.
Tapi yasudahlah. Yang pasti GUE gak mau menilai siswa
dengan sistem seperti mereka. Karena kecerdasan
GAK BISA diukur dengan rapihnya CATATAN dan JAGO CUMA NYALIN DOANG
tapi esesnsi ilmunya kagak mudeng. Coba aja suruh yang dipilih buat maju
presentasiin apa yang mereka SALIN. (ini gak termasuk kamu ya ustazah deby..haha.
kamu mah emang pinter). Maapkeun senewen banget ini sama ucapannya yang
menyatakan kamu lulusan SMA bisa ngalahin guru-guru yang lulusan sarjana.
KARENA sedikit gak TERIMA gituh, Kalo nilai KEMAMPUAN ORANG cuma dari TULISAN nyalin COPY PASTE. Tapi tetep gue husnuzhon, mungkin emang
tulisannya dia bersesensi menurut mereka. Dan Allah memberikan mereka hadiah
atas kerja keras mereka yang dianggap bagus oleh panitia.
*tarik nafas*
Balik lagi gue mau cerita tentang PASSION sebagai
guru. Kenapa gue mau bahas. Karena, guru ini profesi yang kadang orang
meninggalkan pekerjaan ini hanya karena gak nemu passionnya. Percayalah,
passion akan mengikuti pengalaman. Gue sih jujur aja sebagai orang yang emang
dari awal gak pernah nemuin passion sebagai guru. Gue ngerasa passion gue itu
sebagai karyawan di depan layar computer.
Terus duduk di lantai ruang paling atas. Dari dulu kaga pernah kesampean.hiks
*curhat*
Menurut gue, hampir semua wanita, Alloh berikan passion
sebagai guru. Kenapa ? passion itu menurut gue bisa dibilang fitrah. Kalo kita
ngerasa bukan passionnya. Nanti gimana ngajarin anak kita. Apa iya kita mau
berlari dari tanggungjawab sebagai ibu? Engga kan. Hehe.
Nah, penjelasan kemarin itu tentang Passion sebagai
guru itu kita bisa menyesuaikannya. Sedikit demi sedikit, pasti nanti bakal
ketemu passion sebagai guru. Setiap hari bertemu anak murid, menyesuaikan kasus
yang setiap hari mereka berikan untuk kita pecahkan masalahnya.
Kenapa kita tetep bertahan, ya salah satunya adalah
PASSION. Saat kita udah nemuin passionnya sebagai guru, in syaa Allah kita akan
nyaman melakukan profesi satu ini. Dan terus berdoa, agar Allah memampukan kita
menjadi guru yang baik dan benar. Kalo niat kita udah menyimpang jadi guru
untuk mendapatkan maisyah, lurusin lagi ((meskipun gak menafikan juga kita
bertahan menjadi guru untuk menyambung
hidup, tapi maksudnya kita tetap mencukupkan apa yang didapatkan. Karena jadi
guru itu gajiannya double. Dari walmur aka pemerintah dan dari Alloh juga)). Karena
jadi guru itu wadah kita sedekah ilmu yang kita miliki. Berharap akhirat dari
Allah, dan in syaa Allah dunia akan mengikuti kita. Sedikitnya rezeki yang kita
dapati merupakan keberkahan sendiri untuk kita. Allah yang akan mencukupkan
kehidupan kita.karena bukan banyaknya uang tapi banyaknya berkah uang yang kita
miliki. Terkadang orang klo uangnya udah banyak, lupa untuk bersedekah lbh
banyak. Justru yang uangnya sedikit selalu sedih untuk bisa bersedekah lbh banyak
tapi hanya bisa sedikit. Nah yang
sedikit inilah yang menjadi besar di mata Allah.
Nih resume gue (klo yg dikumpulin lbh bnyk..hehe) :
“passion sebagai guru itu mulia, karena nabi
mewariskan ilmu pada umatnya, bukan harta”
“jadilah golongan yang sedikit, karena yang sedikit
itu dijamin masuk syurga tanpa hisab”
*makasih ya Rabb, udah dikasih kesempatan untuk terus
bersedekah ilmu. Dapetin sekolah yang bukan ngajarin ilmu doang tapi nyari ilmu
juga dari para ustadzaat yang shalihah. Yang terus memacu akhirat bukan dunia.
_HARI LIBUR. 07:11 . 24 desember 2015_
Tidak ada komentar:
Posting Komentar