Sabtu, 29 Januari 2011

celoteh perjuangan ind,,raja


Kamis ini terasa berbeda,,namun sang pengajar hanya mempunyai wajah yang sama seperti dahulu, tak ada yang berbeda..mungkin yang berbeda adalah materi kali ini yang akan disampaikan. Kamu tahu, apa yang berbeda dengan kelas kemarin..saat ini ia mengajar matakuliah pengindraan jauh. Ya pengindraan jauh, yang saat ini sedang popular di kalangan masyarakat, terutama kaum terpelajar dan pengusaha untuk memastikan apakah hari ini hujan atau tidak. Saat ini memang sedang terjadi perubahan iklim yang ekstrem di belahan dunia manapun. Semua kalangan tercuri perhatiannya pada masalah cuaca. Negara yang sudah majupun masih kelabakan dibuat oleh ulah iklim ini. Bapak satu ini akan memberikan banyak materi dan pengalaman kepada aku dan teman-teman untuk mentransfer kelak kami telah menjadi seorang pengajar. Ya, pengajar. Pengajar yang mempunyai segudang pengalaman untuk muridnya. Bapak satu ini, mengumumkan kepada kami bahwasanya perkuliahan tidak mengikuti jadwal jurusan alias mengubah system masuk kuliah. Yang tadi awalnya jam 10 menjadi lebih cepat yaitu jam 08. Bapak ini rupanya memberitahu kami bahwasanya ia sedang menempuh gelar doktornya di pasca sarjana tempat kuliah kami. Menurutnya, ia ada jam kuliah pada jam 10, dan itu menunjukkan adanya bentrok pada jam kuliah kami. Aku hanya mahasiswi biasa yang  hanya mengikuti saja kemauan sang dosen, begitu pula teman-teman.
Awal masuk hanya membicarakan mengenai pengindraan jauh. Mungkin Negara kita yang saat ini sangat minim ilmu pengetahuan tentang teknologi modern. Jadi, akupun hanya termangu mendengar celotehan sang dosen. Mengenai bagaimana pengindraan jauh ini mulai, sampai saat ini sudah mulai high-tech. menggunakan citra satellite dari penggunann streoskope saku sampai cermin. Alat-alat itu semua kami gunakan saat praktek pengguanaan lahan. Sungguh menakjubkan bagiku. bagi Negara yang mempunyai 4 musim sangat berguana pengguanaan citra satellite ini. Karena ia sangat bergantung pada cuaca untuk mengerjakan aktivitasnya, celoteh dosenku.
Pengindraan jauh saat ini sudah mulai digunakan oleh banyak pengusaha, mereka memprediksi bagaiamana musim yang akan terjadi dengan hp blackberrynya. Membuka web bmkg, dan dalam beberapa menit sudah langsung terbuka. Berbeda dengan zaman nenekku dulu, yang hanya menggunakan jari dan prediksi bulan. Jika sudah masuk bulan berakhiran “ber” itu artinya sudah masuk musim penghujan. Mereka langsung bersiaga apa yang akan terjadi, entah angin kencang ataupaun hujan tiada henti, membuat repot aktivitas sehari-hari. Mereka hanya menggunakan pengalaman saja untuk mengira-ngira kapan terjadi hujan deras. Sulit memang jika hidup pada zaman itu, dengan peralatan seadanya, harus mempertahankan hidup.
Sang dosen melanjutkan kembali materinya. Ternyata alat foto udara  menggunakan system seperti mata kita. Menggunakan system 3 dimensi dengan dua kali jepret. Cantik bukan system kerja mata kita. Tuhan dengan segala kuasa-Nya sangat ampuh menghasilkan manfaat dari organ mata kita ini. Dengan mengguankan dua mata ini, kita sudah mampu melihat 3 dimensi. Kaget bukan dengan materi ini. Mungkin ada pertanyaan dalam benak kita, “bukannya barang yang ada di hadapan kita ini sudah berbentuk 3 dimensi? “…iya benar sekali. Namun ketika kita hanya menggunakan 1 sisi mata saja benda yang ada di hadapan kita hanya melihat dengan 2 dimensi saja, cobalah beberapa menit mata sebelah kiri atau kanan kita tutup. Hasilnya akan menunjukkan 2 dimensi. “ celoteh sang dosen.
Ia juga menceritakan betapa pesatnya ilmu akan pengindraan jauh ini, yang dahulu hanya digunakan untuk peperangan. Satu sama lain menggunakan untuk melihat siasat dan tingkah laku musuh. Layaknya mata-mata yang tak mau kecolongan sedikitpun. Saat ini, sudah tak zamannya lagi peperangan, segala sesuatu di ploklamirkan dengan azas hak asasi manusia  (HAM). Suatu Negara tak mungkin bertindak semaunya untuk mengambil apa yang ia inginkan seperti dahulu kala. Penjajahan yang tak berkprikemanusiaan telah dihapuskan, begitu isi Undang-Undang Dasar kami pada bagian pembukaan, yang setiap saat kami selalu dikumandangkan ketika sekolah dulu mengikuti upacara dengan khidmat, hey tahukah, ini merupakan upacara wajib yang dilakukan oleh seluruh kaum pendidikan di negeri kami. Dari mulai sekolah dasar sampai atas, semua pegawai sekolahpun ikut berdiri tegak menghadap sang saka merah putih. Walaupun tak semua kalangan sekolah melakukan upacara yakni sekolah keagamaan seperti pesantren. Mereka melakukan itu karena mereka mempunyai landasan pengetahuan yang cukup kuat, harus kita ketahui bahwasanya sesuatu ilmu ataupun pengetahuan harus dilandasi dengan teori dan dalil yang kuat. Tersenyum merekahlah diriku betapa segala sesuatu tak harus sesuai dengan kehendakku, semua orang mempunyai sudut pandang yang berbeda.
***
Ketika dahulu seorang geograf ingin menganalisis suatu lahan, diharuskan mengunjungi daerah tersebut. Karena kerepotan inilah para ilmuwan terus mengembangkan ilmunya untuk teknologi pengindraan jauh.. ketika dahulu orang luar negeri mulai menggunakan system computer sederhana untuk perang, Indonesia hanya menggunakan peralatan seadanya.miris. ketika system pembelajaran universitas di luar negeri menggunakan system citra satellite penggunaan high tech. kami hanya menggunakan stereoskop saku dan stereoskop cermin. Citra satelit hanya digunakan pada saat tugas ketiga yakni analisis gerak angin dan bentuk lahan. Peralatan di kampus tercinta kami memang sangat sederhana dan tak begitu lengkap. Satu hal yang kutanggapi positif mungkin pembiayaan iuran kami sepadan dengan kelengkapan pembelajaran kami, atau mungkin karena memang kami hany akan terjun pada dunia pendidikan yang penggunaan citra satelit tak begitu kami butuhkan untuk pengajaran murid kami. Suatu saat mungkin, generasi berikutnya dapat menikati high tech di kampus ini, Negara Indonesia tercinta.
Sang dosen berceloteh akan materi system pixel dan warna –warni yang tertera pada televise. Mengingat kembali akan sangatnya berharga benda yang bernama tv ini di seantero Indonesia. Ketika prestise didapatkan oleh seseorang jika mempunyai benda satu ini. Dahulu, mamaku terlahir dari keluarga yang amat memprihatinkan, ketika Negara ini mulai bangkit dari keterpurukkannya setelah terkuras habis harta dan raga keluarga kami. Lagi-lagi penjajahan yang membuat kami kuat akan pahitnya perjuangan seseorang untuk hidup dan menghabiskan sisa umur yang ada. Ketika dulu ibu hanya menjadi anak seorang pejual kripik singkong, itupun bapaknya hanya sebagai pegawainya. Radiopun tak ada, ia hanya mendengarkan radio ketika bulan puasa tiba, menumpang menjadi pendengar baik di salah satu kantor PPD, perusahaan bus pemda kala itu. Jika waktunya tiba yaitu setelah sholat maghrib, ibu dan teman-temanya mulai berlari menuju rumah seorang saudagar yang dibilang kaya pada zamannya. Ketika itu, hanya ada tv hitam putih, tanpa warna ! bayangkan jika kita saat ini tidak menemukan teknologi ini, akan terjadi kemacetan dimana-mana. Karena lampu lalu lintas tidak berwarna.  Sedikit kita kembali mengingat akan seorang Vladimir yang lahir di Rusia, 30 Juli 1889. Dia menyempurnakan tabung katoda yang dinamakan kinescope. Temuannya mengembangkan teknologi yang dimiliki CRT. Dia bekerja di perusahaan elektronik RCA dan selama 1930 hingga 1940-an, perusahaan itu memanjakannya dengan menguras dana US$ 150 juta untuk produksi teknologi televisi. Keterbukaan Zworykin pada kritik, membuatnya menemukan penemuan baru lagi. Sebuah kamera tabung. Ini melengkapi teknologi televisi tabung penemuannya. Penemuan itu dinamakannya iconoscope, berasal dari bahasa Yunani, icon yang berarti citra dan scope yang berarti mengamati. Ia meninggal karena usia tua pada 29 Juli 1982. Dialah yang kemudian sebagai Sang Penemu Televisi. (1889-1982). Mungkin tidak sampai ia wafat, namun perkembangan terus berlanjut sampai tv tercanggih saat ini ada yaitu tv berjenis LCD. Tv yang sangat tipis, hebat bukan main. Oh iya, televisipun tak tertinggal akan adanya sumbangsih ilmu gelombang elektromagnetik. Sang dosen, menceritakan sedikit tentang gelombang aneh ini. Tak terlihat namun sangat berguna bagi kehidupan sehari-hari ini. Beliau bercerita bagaimana keanehan yang akan terjadi jika kita semua penduduk dunia melihat berbagai macam data berlalu-lalang diatas kepala kita. Tak terbayangkan. Sayangnya, materi gelombang elektromagnetik ini hanya mampir beberapa detik di kelas kami. “jika anda ingin memperdalam, silakan nanti di belakang belajar bersama atau pindah ke bangku universitas gajah mada atau Indonesia. Iri sekali ku mendengarnya. Tapi tak apa, mungkin suatu saat universitas ini akan mengembangkan sayapnya di bidang ini.
*******
Bersambung…cerita selanjutnya bakalan seruu chekidot…
Sumber data : http://fadlymolana.wordpress.com/2009/01/06/televisi/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar