Senin, 19 Maret 2012

Jalan menuju Beasiswa ke mekkah…


Yang  browsingan lo pada kebuka disini, sory ini bukan untuk info tapi Cuma buat dongeng belaka aja… 
please close or undo your web,,, :D

Entah gue lagi pengen nulis sesuatu yang sekarang  lg terngiang-ngiang…

Klo orang ditanya mau ke mekkah ngapain?

Pasti jawabnya : “mau naik haji lah… masa mau jd tkw…" :D

Kalo gue yg ditanya, gue mau nyari ilmu… :D

Langit biru yang teduh dengan rinaian angin membalut sendu…

Dengan semangat yang semakin menipis, kupertahankan kaki ini untuk terus melangkah ke tempat itu. Tempat dimana malaikat-malaikatNya melebarkan sayapnya, mendo’akan seluruh yang ada disana. Duduk berharap apa yang disampaikan ustadz dipahami.

Yeah,,dengan uang secukupnya dan bekal fisik yang dikuat-kuatkan…

Mahasiswa yang sekolah di jurusan geografi UNJ, yang sedang berharap melihat luasnya ciptaan tuhan.
Mengejar mimpi berharap ada keajaiban bisa ke negeri nabi, dimana semua orang bermimpi untuk bisa mencium hajar aswad…mengelilingi bangunan segi empat berbentuk kubus itu..

Gak hanya mau ngelilingin, gue juga mau nyari ilmu ke negeri itu, negeri dimana dajjal ga bisa masuk..

Negeri dimana segala pengharapan tertuju pada-Nya…

Minggu, hari dimana orang-orang istirahat kami malah berusaha mengambil kesempatan emas di waktu luang yang sedikit…

Pagi sibuk dengan orang lalu lalang, sibuk mencari rezeki-Nya yang disebar untuk hamba-Nya yang sabar.

Menyeberangi lalu lintas di keramaian pusat Jakarta.

Berjalan dengan sigap dan hati-hati melewati mobil yang lalu lalang

Ketika hari cerah, matahari akan terus menyorot hingga membuat mata berkerut, menahan panasnya sinar mentari pagi ini.

Menunggu bus datang, berdiri bersama para pekerja yang tinggal di kawasan penyangga Jakarta. Bekasi dan sekitarnya.

Jika Alloh berkehendak gue datang tepat waktu, maka tak ayal 5 menit si bus pun datang. Jika tidak, tunggulah hingga 30 menit berlalu. Membosankan. Itulah rasanya orang yang menunggu.

Jika sudah begini, menunggu lama. Hanya bisa berharap bus datang dengan cepat, dan menyoroti kesibukkan orang-orang yang hendak mencari nafkah. Entah itu sopir kenek metromini, atupun bus patas dengan tujuan JABODETABEK. Kawasan pinggiran Jakarta untuk para pekerja yang menggunakan waktunya sebagai commuter. Atau melihat tukang kue yang baru saja selesai dalam transaksi di pasar subuh.

Pasar subuh? Pernah datang? Atau pernah denger nama itu sepintas?

Gue buka lagi, ketika gue jadi penjual kue buat danus di bangku kuliah gue. Pagi jam setengah enam,,,

_insya Allah dilanjutkan nanti_

Tidak ada komentar:

Posting Komentar