Nama : Hesti meiliana (ummu salamah)
Kelas : Mustawwa’ robi’
Ahad, 19 februari 2012. @masjid istiqlal jakarta
Meniti Jalan Meraih Kecintaan Allah ta’ala
Dari Abu Sa’id Al Khudriy ra, ia berkata: “Muawiyah ra pernah keluar dari kalangan orang di dalam masjid, lalu bertanya : “Apakah yang menyebabkan kalian duduk-duduk ?”
Orang-orang itu menjawab: “Kami duduk berdzikir kepada Allah.”
Muawiyah bertanya : “Demi Allah, tidak ada yang menyebabkan kalian duduk kecuali dzikir kepada Allah ? “ Mereka menyahut : “Tidak ada yang menyebabkan kami duduk kecuali hal itu.”
Muawiyah berkata : “Sungguh, aku tidak meminta kalian bersumpah karena menuduh kalian. Tidak seorangpun dengan kedudukan sepertiku disamping Rasulullah shalallahu ‘alayhi wassalam yang lebih sedikit menerima hadits dari beliau ketimbang dariku. Sungguh, Rasulullah pernah keluar pada kalangan sahabat beliau, lalu bertanya : “Apakah yang membuat kalian duduk ?”. Para sahabat menjawab : “Kami duduk berdzikir dan memuji-Nya atas apa yang Dia telah karuniakan kepada kami untuk memeluk agama Islam.”
Rasulullah bersabda : “Demi Allah, kalian duduk hanya karena itu ?”
Para sahabat menjawab : “Demi Allah, kami duduk hanya karena itu.”
Rasulullah bersabda : “Sungguh aku tidak meminta kalian bersumpah karena menuduh kalian, tetapi telah datang Jibril mengabarkan bahwa Allah membanggakan kalian kepada para malaikat.” (Hadits Riwayat Muslim no.2701)
Para sahabat menjawab : “Demi Allah, kami duduk hanya karena itu.”
Rasulullah bersabda : “Sungguh aku tidak meminta kalian bersumpah karena menuduh kalian, tetapi telah datang Jibril mengabarkan bahwa Allah membanggakan kalian kepada para malaikat.” (Hadits Riwayat Muslim no.2701)
Sunah nabi mengatakan mencintai karena Allah kepada saudara sesame muslim.
Sesungguhnya kedudukan mencintai Allah adalah kedudukan yang sangat agung diantara hamba-hamba-Nya.
Sifat yang paling mulia di sisi Allah adalah kecintaan kepada Allah yang Maha Agung, yakni kecintaan yang tidak ada sesembahan selain sembahan-Nya. Anugerah yang paling besar ialah cinta kepada Allah karena sesungguhnya :
1. Cinta kepada Allah ialah ruh bagi hati dan fisik
2. Makanan hati bagi seorang hamba
3. Menyambungkan hati 2 orang hamba
4. Penyembuh yang sesungguhnya bagi segala kekalutan dan hal yang menyakiti
5. Keutamaan motivasi dalam melakukan amal sholih
6. Merupakan sifat dan kedudukan tinggi dalam islam
H.R. Tirmidzi : maka barangsiapa mencintai Allah maka Allah mencintainya, menolong mengabulkan permohonannya….
H.R Abu Hurairoh : barangsiapa yang memusuh Rasul, wali-wali-Ku, maka Aku akan memusuhinya…=> Jika ia meminta perlindungan-Ku maka Aku akan melindungi-Nya.
Dalam hadits sahih yang diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari (no. 3037, 5693, dan 7047) serta Imam Muslim (no. 2637-157) dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika Allah subhanahu wa ta’ala mencintai seorang hamba, Dia akan memanggil Jibril dan berfirman, ‘Sesungguhnya, Aku mencintai Si Fulan, maka cintailah dia!’ Maka, Jibril pun mencintai hamba tersebut, kemudian Jibril menyeru kepada penduduk langit (para malaikat), ‘Sesungguhnya, Allah mencintai Si Fulan maka cintailah dia!” Maka, penduduk langit pun mencintainya, kemudian hamba tersebut memperoleh penerimaan (kecintaan dalam hati) pada penduduk bumi.’”
Dalam hadits lain, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya, para malaikat merendahkan sayap-sayap mereka karena keridhaan mereka terhadap orang yang menuntut ilmu, dan sesungguhnya semua makhluk yang ada di langit dan di bumi, sampai ikan di dalam lautan, benar-benar akan (memanjatkan doa) memintakan pengampunan (kepada Allah) untuk orang yang berilmu.”
Firman Allah :
Bermakna mengandung konsekuensi penghambaan diri di hadapan-Nya. Bukanlah berupa pengakuan tanpa bukti yang seperti orang-orang yahudi yang hanya mengaku saja tanpa dilandasi dengan bukti.
Kecintaan sebenarnya ialah yang mengandung konsekuensi penghambaan diri, ibadah dan mengikhlaskan seluruh ibadah kepada-Nya.
Dalam al-Qur’an terdapat 1 tuntuttan bagi orang yang mengaku mencintai Allah. Imam Ibnu Katsir, dari Hasan Al Bashri, ada sekelompk mengaku-ngaku mencintai Allah. Sesungguhnya kami mencintai Allah dengan kecintaan sebenar-benarnya. Maka turun firman Allah : “Jika Kalian benar-benar jujur mencintai Allah maka ikutilah Rosul.
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
Katakanlah: jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, maka ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu.” (QS. Ali Imran: 31).
Sebab-sebab perkara yang membantu meraih kecintaan Allah
1. Memberikan perhatian yang sungguh-sungguh pada Al-Qur’an dalam hal :
· Membaca dengan bacaan yang benar
· Memahami kandungan ayat dan maknanya
· Berusaha mengamalkan dengan sebaik-baiknya
2. Memberikan perhatian yang serius kendungan dari nama-nama Allah yang Maha Indah dan sifat-sifatNya yang Maha Sempurna
3. Selalu memohon pertolongan kepada Allah, dan berdo’a kepada-Nya dengan sikap sungguh-sungguh
4. Memberikan perhatian dan kesungguhan dalam menjalankan amalan-amalan yang wajib, berusaha menundukkan hawa nafsu, mengamalkan ibadah-ibadah yang dianjurkan
5. Berusaha bersungguh-sungguh sekuat tenaga menundukkan hawa nafsu dari hal-hal yang diharamkan Allah, perbuatan-perbuatan dosa dan hal yang maksiat yang akan menutupi hati manusia dan melemahkan kecintaan kepada Allah.
6. Selalu mengutamakan, mendahulukan apa-apa yang dicintai Allah melebihi dari nafsu. Serta mengutamakan ridho Allah.
7. Selalu mengingat dan merenungkan nikmat serta anugerah yang dilimpahkan kepada kita
8. Sering bergaul dengan orang yang baik, berteman dengan orang-orang yang bersungguh-sungguh dalam beramal shaleh. Untuk mengambil pengaruh kebaikan, amalan-amalan mereka yang indah dan akhlak yang terpuji
9. Berusaha dengan bersungguh-sungguh memiliki bagian meskipun sedikit di waktu 1/3 malam yang terakhir, karena hal ini merupakan perkara yang tinggi di sisi Allah.
10. Terus-menerus dan sering berdzikir kepada Allah, agar banyak mengingat Allah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar