Kamis, 14 Mei 2015

hentakan langkah (project novel)




Hari ini stasiun padat. Penuh orang berdesak-desakkan mencari celah agar bisa dapat melangkahkan kakinya. Aku selangkah demi selangkah maju mengikuti gerak langkah seorang laki-laki yang setiap hari kulihat wajahnya,yang setiap hari aku dengarkan ceritanya. Langkahnya cukup cepat hingga empat kaki ini melangkah cepat untuk mengikuti irama langkahnya. Jam besar tergantung di atas balkon. Jarum panjangnya terus berjalan cepat hingga aku melemparkan pandangan ke arah depan. Melihat sesosok yang aku kenal. Hingga aku berderap terus melangkah.

Aku pikir perjalanan ini kan terus maju, hingga tak lagi dapat ku kenal wajah-wajah yang lewat di hadapanku. Aku terus melangkahkan kaki menuju tujuan perjalanan ini. Aku terus melangkah mengikuti langkahnya. Entah kapan aku paham kapan kaki ini berhenti melangkah. Mengistirahatkan kakiku yng lelah.  Aku pikir kamu paham, bahwa langkah ini terus maju tanpa memikirkanmu yang terus berjalan. Atau kamu yang saat itu tak kuasa menahan langkahku. Aku selalu berpikir demikian. Aku selalu mengkhawatirkan diriku yang terus melangkah mengikuti langkahnya. Kamu masih saja terus berjalan tanpa melihat langkahku yang semakin cepat berlalu ke tempat yang akan kutuju.

Aku lihat kamu baik-baik saja , dan aku berpikir kamu baik meski langkahku sudah maju di depan langkahmu. Aku terlalu mengkhawatirkan langkahku yang terus berada maju di depanmu tapi kamu tetap berdiri saja disana. Sepertinya kamu memang terlihat baik, sehingga aku tak perlu lagi mengkhawatirkan apakah langkahku ini tepat ?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar