Senin, 15 Desember 2014

Menanti hujan




Hujan…

Hari ini aku ingin bercerita. Aku ingin bercerita padamu.
Cerita yang mungkin menurut banyak orang adalah cerita tak bermakna.
Kata orang lebih baik dipilih daripada memilih.
Aku, aku hanya berpikir bertahan untuk dipilih hanya mengikis perasaan saja.
Hingga suatu saat perasaan kamu hilang karena semakin lama kikisan itu besar.
Semakin lama kamu bertahan pada sesuatu yang tak bertepi, semakin lama kamu melukai dirimu sendiri.

Hujan…

Aku ingin mengungkapkan perasaan yang sejatinya fitrah
Yang seharusnya kita menjaga ini dari kotoran debu
Yang suatu saat ia akan usang karena lama didiamkan

Hujan…

Aku berharap engkau terus turun, hingga malaikat langit memenuhi bumi
Meraih do’a-do’aku untuk ditulis di catatan mereka
Mengantarkan do’a-do’aku kepada Rabbku
Lantas turut pula mereka mendo’akanku dalam kebaikan

Hujan …

Lelahku menanti keajaiban ini..
Menanti suatu saat engkau dapat menyaksikanku di bawah  pelangi
Berbagi kebahagiaanku untuk merasakan kehadiranmu di telapak tanganku
Hingga jika kamu tak tertampung , maka ada yang bersiap menampung butiranmu
 Di sampingku, bersama meraihmu. Merasakan dinginnya butiranmu yang menunjam bumi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar