Hari
ini udah masuk januari dua rebu lima belas. Artinya kita semua tau, waktu akan
terus menggiring kita pada titik akhir. Titik dimana masing-masing dari kita
tidak ada yang tahu. Di titik mana kita akan berhenti. Titik positif atau
negative.
Ceritanya
lagi pengen nulis aja tentang dua kata yang kalo digabungin artinya suatu
dimana kondisi dua atau lebih orang menafsirkan dengan pandangan yang berbeda.
Pandangan yang masing-masing menganggap dari kita benar. Padahal kebenaran hanya
ada satu. Yaitu ilmu.
Dari
gue kuliah, gue emang orang yang dipandang sebagai manusia yang paling banyak
salahnya. Orang yang paling banyak dibenci. Meskipun di depan mereka tersenyum
tapi di belakang mencibir. Ah apa mungkin itu perasaan gue aja. Atau bener kata
temen gue, gue ini LEBAY.
Tapi
gue gak mau ambil pusing dengan pandangan orang. Gue dari dulu kalo ada orang
yang ngerasa gue punya banyak dosa . satu hal yang bisa gue lakuin yaitu minta
MAAP. Gue ga bisa ngelakuin apa-apa selain minta maap. Dan mendoakan diri gue
agar menjadi orang yang sabar. Menjadi seperti nabi yusuf ‘alayhissallam yakni
ketika merasa kecewa, kesel, marah, jengkel dll. Yaitu diam tanpa menimbulkan
atau meluapkan perasaan marahnya itu. Trus Allah nyuruh sabarlah kamu dengan sabar
yang baik. Sabar dimana kita tidak hanya mengucapkan saabar tapi juga memasang
wajah yng penuh kelembutan.
Banyak
banget ucapan yang melekat dalam diri gue seperti PHP (pemberi harapan palsu),
bikin orang kesel, pencitraan, ujian kesabaran orang, sok kece, dst dst. ada rasa sedih, ada juga rasa senengnya. gue ketawa lepas. karena gue tau kalian bercanda. tapi kadang suka berasa jleb juga. hehe
Dan gue
amat bersyukur atas pelabelan itu semua. Dengan begitu Allah menegur gue secara
gak langsung untuk berhati-hati dalam berbuat. Jangan sampe banyak orang yang terkena
sifat buruk gue. Gue juga bersyukur, atas ucapan itu semua. Gue semakin deket
sm Allah. Allah tempat curhat gue, Allah tempat meminta gue, Allah tempat
segaala keluh kesah gue.
Iya gue
akuin salah, gue emang banyak salah. Gue gak akan ngulangin perbuatan gue itu
lagi dengan mengumbar kata-kata pengen kesini, pengen kesitu. Cukuplah gue
bilangnya ke Allah aja, biar gak ada yang nganggep ucapan gue itu serius.
Gue
Cuma ngungkapin, tanpa berani melakukan. Gue takut sama Allah, dengan
bermudah-mudahan seorang wanita keluar rumah tanpa keperluan syar’I apalagi
tanpa mahraam. Iya gue takut karena ayat ini udah gue lafalkan baru-baru ini :
“wahai
orang-orang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu
kerjakan?”
“amat
besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu
kerjakan”
(Q.S AS
SHAFF : 2-3)
Gue
masih inget banget yang diucapin kk mentor gue, yaitu murid kita itu akan
mengerjakan apa-apa yang kita kerjakan dan meninggalkan apa-apa yang kita
tinggalkan.
Kalo
bekerja bukan lagi karena Allah, maka hiburan yang akan kita cari adalah kemaksiatan.
Nonton, jalan-jalan. Dst dst. Hiburan yang kita pilih adalah bukan
tempat-tempat kajian. Padahal hanya dengan mendengarkan ayat-Nya lah hati
menjadi tenang.
Iya gue
bukan sok alim. Bukan. Gue Cuma takut sama Allah. Pantaskah Dia yang Maha agung
, Maha Mulia, kita dustakan dengan kemaksiatan kita. Padahal hidup kita hanya
sebentar.
Coba
kita lihat di posisi orang yang kita kecewakan .
Iya gue
ngaku salah. Gue ngaku salah karena ucapan gue yang kelewat batas menurut klian.
Tapi udah gue jelasin, gue bingung karena. Apakah hal ini dibenarkan ?
Gue
orang yang lemah, karena gue takut azab Allah.
Gue
selalu terngiang-ngiang hadits nabi yang menyatakan bahwasanya tertawa itu
banyak mematikan hati. gue takut, ketika gue ketawa gue lupa. krn ketika itu tak jarang kita lupa menyebut asma Allah. memuji Allah yang telah memberikan kebahagiaan dlm hati kita. kadang kita lupa. dan gue pun baru sadar setelahnya. pas perjalanan pulang.
Gue
takut itu ~~~
Gue
takut suatu ketika hati gue mati karena tertawa yang berlebihan ~~~
aku yang mencintai kalian karena Allah ta'ala...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar