Minggu, 01 Maret 2015

Terik matahari



Aku seperti dikejar sesuatu. Tapi tak tahu apakah itu.
Aku bergegas melihat jam dinding di ruang tengah. Kemudian masuk dan bergegas merapihkan barang.

Di pekan terakhir februari ini, aku seperti mengulas balik. Mengulas aktivitas di pekan terakhir pebruari tahun lalu. Aku bergegas merapihkan semua barang kembali. Merapihkan sesuatu yang tergeletak di lantai atau memasukkan sesuatu yang memang harus di bawa pulang. Hanya butuh beberapa menit, semua sudah rapih.

Kaki ini terus berjalan, menjejaki lantai. Menuruni setiap anak tangga. Lantas berbelok mampir untuk fingerscan. Tanda kepulangan semuanya. Termasuk aku. Kemudian mampir sebentar berbicara perihal jam dinding ruang kelas sudah padam beberapa pekan ini. Ini artinya harus diganti. Pembicaraan kelaar, lantas pergi keluar ruangan. menerobos pintu selamat daatang.

Kaki terus melangkah menuju tempat tujuan. Menyeberangi jalan yang selalu ramai oleh mobil-mobil pribadi.berhenti sebentar untuk hati-hati, lantas jika sudah aman. Kaki langsung menjejak tujuan pertama. Menunggu sebuah kendaraan yang akan mengantar tujuanku selanjutnya.


Matahari senja terik.
Mengapa setiap orang selalu bersedih atas teriknya aku ?
Aku seolah bagai sebuah cahaya laser berteriak di hadapanmu.
Padahal aku selalu menyambutmu hingga menjelang malam
Menemanimu di setiap keadaan.

Memberikan cahayaku untuk kehidupanmu.

Aku diciptakan-Nya untuk terus membanatu perkembanganmu.

Menjaga hatimu agar tidak dingin.

Menghangatkanmu agar dirimu tidak sebeku kutub.

Aku ingin kau tahu, ada banyak kehidupan di sudut kehidupan ini yang selalu ku hibur. Termasuk kamu.

Tapi kadang kamu sibuk, hingga tidak dapat merasakan kehadiranku.

Sesibuk itukah dirimu, hingga kamu tak merasakan penantian senyumku.

Mungkin jika hujan datang, kamu akan paham keberadaanku.

Mungkin jika hujan deras , kamu akan sadar hadirnya sinarku.


Bus tiba beberapa menit lamanya.
Akupun naik, memasukkan tubuh kecilku ke dalam bus besar ini.
Banyak orang ternyata. Masing-masing memiliki tempat tujuan.
Masing-masing menatap kosong ke depan. Sekali dua melirik mobil pribadi yang berlalu lalang.
Bus berhenti sebentar . ada sedikit mobil pribadi yang memotong masuk ke dalam gedung sekolah.
Pohon berjejar, menjulang tinggi ditempa sinar mentari.
Ternyata warna hijau pohon jika ditempa sinar menghaasilkan warna cerah.
Penerimaan yang baik disambut dengan pemberian yang baik akan mencerahkan hidup.
Aku melihatnya.
Sinar mentari disambut oleh jejeran pohon.
Merasa tak ingin berpisah. Ingin selamanya bersama.
Tapi matahari harus berjalan terus.
Memberikaan penghaarapan yang banyak pada makhluk di belahan lain.
Kamu paham takdir bukan ?
Pemahaman yang baik tentang itu akan membuat hidupmu cerah.
Hidup tak terlepaas dari takdir.
Melepas semua kehendak-Nya akan memudahkan tujuan kita cepat sampai.
Tujuan kita yang sama-sama menuju kebaikan.

Jangan lupa kaca spionnya dipakai, agar kita dapat melihat kebelakang tanpa membuat orang risau.
Menghindari luka dari komunikasi yang salah antar pengendara.
Mari kita bergegas menuju tujuan itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar