Minggu, 06 September 2015

Senja menunggu Tuan

ini surat cinta yang menang dalam lomba tumblogger KITA. gue copas buat kamu yang mencari wanita tanpa melihat kecantikan tapi keshalihannya.

Senja Menunggu Tuan

Datang dari mimpi semalam
Bulan bundar bermandikan sejuta cahaya
Di langit yang merah, ranum seperti anggur
Wajahmu membuai mimpiku
Sang pujaan tak juga datang
Angin berhembus bercabang
Rinduku berbuah lara uh lara

#NowPlaying Angin Pujaan Hujan – Payung Teduh


Salam cinta menuju sore, menuju senja duhai pemilik hati Minko
Tuan, sadarkah kamu? Aku menunggumu dalam diam, menantimu dalam lamunan, dan memelukmu dalam angan-angan. Duhai tuan, pertemuan kita ini tak pernah kita rencanakan, percakapan yang tak pernah terfikirkan, dan bahkan rindu yang tak pernah kita dambakan sebelumnya. Kenapa Zat pemilik segala rasa ini begitu memberkahi kejutan yang bahkan tak pernah aku idamkan?

Lalu sempat aku berfikir, apakah aku harus meminta pada Zat pemilik segala rasa dan segala perasaan agar sudikah kiranya Dia ‘tuk cabut satu nikmat-Nya ini? Bahkan seindah karunia cinta-pun aku tak dapat tenang menikmatinya. Aku pernah mengalaminya, berkali-kali selama setengah umurku ini. Ya, selama ini aku hanya merasa tersakiti dan terbebani. Tapi kenapa kali ini aku begitu yakin akan pengharapan sebuah ikatan suci padamu, tuan? Lalu mengapa aku begitu gundah ketika kau tak berkabar? Lantas mengapa aku begitu rindu ketika kau tak disampingku? Aku disini menunggumu, aku kini bagaikan sebuah kayu yang dibakar, meng-arang, mengeras, lalu tak lantas menjadi abu.Begitulah kira-kira perasaanku padamu, tuan. Walaupun aku benar-benar jatuh ke dalam cintamu, aku tak lantas gugur, aku hanya duduk sejenak menengadahkan tanganku menuju kiblat meminta agar hentikan semua ragu yang muncul ketika aku benar-benar terjatuh.

Perkenalkan Tuan, aku pemilik senja. Aku rela berdiri berhari-hari hanya tuk dapati senja seindah ini. Seindah senja yang kucari berjuta-juta kali. Hanya bermaksud tuk membuat iri bintang-bintang di malam hari bahwa aku ini sedang mengungkapkan isi hati kepada pujaan diri.
Tuan, senja kini sedang berdiri dibawah cahaya lampion kuning dipekarangan hutan pinus. Senja menunggu tuan datang kesini membawa pelukan arti dari janji kebersamaan dan hutang bukti akan kesetiaan. Jika tuan bersedia, tuan cukup datang berikan pelukan. Senja tak butuh ucapan, tuan. Senja menunggu tuan disini, disore hari menuju senja.

Senja di Bukit Bintang Moko, Bandung (me : senja di Bukit jakarta, Senen)
Dibuat Pukul 17:58 membawa bukti penantian (dicopas : pukul 4.57pm membawa bukti penantian pada Rabb-Nya)
Dikirim Pukul 18.28 menunggu janji kesetiaan (dikirim pukul 4.57 menunggu janji kesetiaan dari kamu entah siapa aku tak tahu)
Surat Cinta Untuk Minko
Salam kebahagiaan penuh kasih pengharapan, Senja Menunggu Tuan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar