Rabu, 09 Oktober 2013

kehidupan absurd


Jalan ini sungguh panjang, sempit, gelap dan pengap

 Jalan ini sungguh berliku, menjuntai tinggi hingga perbukitan

Daun-daun mulai menggerisik, dihembus angin lembah

Tetes demi tetes air jatuh diantara dahan-dahan

Kaki menanjak, menapaki pasir tanah basah

Ranum pepohonan dan basahnya tanah menyengat

Ketika serpihan-serpihan ranting berbunyi

Ketika serpihan-serpihan debu mengudara

Aku tak tahu dimana sanga akar menunjam

Aku tak tahu dimana air kan bermuara

Akupun tak tahu dimana arah perasaan itu muncul

Tak lagi peduli soal cerita dongeng sang putri mencari sang pahlawannya

Tak lagi peduli soal sang tirai menemukan mutiaranya

Hidup ini absurd tak bisa kita duga

Kita yang menyiram pohon hingga berbunga

Dan kita pula yang akan memetik bunganya

Ranum mawar semerbak menhiasi langit-langit pagi ini

Ketika kita memulai memangkasnya, dan itu amat sulit

Percayalah ada tuhan di ‘Arsy sana yang maha menolong kita

Menolong hidup kita hingga kita mampu berada di atas kebaikan

Seluncurkan tubuhmu hingga air masuk membasuh baju

Melepaskan semua kepenatan hidup

Membasuh fatamorgana

Mencairkan suasana hati yang kelabu

Semoga hari esok kan lebih ceria

Kamis, 29 Agustus 2013

siapa bilang muslimah gak boleh safar ...?


Menyenangkan memang jika jalan-jalan ke luar kota…

Menelisik sudut-sudut kota terpencil,,,

Kota-kota satelit Jakarta yang menyediakan tumpah ruah bahan pangan bagi ibu kota…

Dan memang senang sekali mendapatkan jurusan yang tiap kali PKLnya ke luar kota…

Belajar sambil mengunjungi saudara-saudara kita di jauh pelosok desa sana,,,

Tapi tahukah,,, sungguh setelah itu tak ada kebahagiaan abadi dari kepulangan kunjungan ke daerah-daerah sana,,,

Setelah berkunjung, yang ada hanya laporan setumpuk, foto-foto dan lelah yang berkepanjangan,,,

Selama perjalanan, yang ada khawatir apakah shalat saya benar atau apakah ikhtilatnya saya dengan teman-teman selama safar itu dibenarkan…wallahu’alam…

Jujur saja, saya memilih jurusan ini untuk kuliah hanya sebagai keinginan melanjutkan pendidikan…

Tak ada niat dari awal untuk belajar dengan tekun…

Tapi saat ini saya tidak ingin menyesali apa yang saya pilih, saat ini saya ingin menyelasikan apa yang saya awali dulu… menyelesaikan kewajiban saya sebagai anak pada kedua orangtua saya…

Perjalanan seorang muslimah ke luar kota sangat sekali rentan,,, ya,, rentan akan hal-hal yang mungkin berbahaya terjadi pada diri seorang wanita…

Sejatinya seorang muslimah ketika ingin melakukan perjalanan jauh WAJIB bersama mahram…

Ya,,, itu peraturan yang telak jelas nyata bagi kita seorang muslimah untuk didampingi mahram ketika pergi jauh…

Agama tidak pernah melarang muslimah pergi jauh, namun kita dianjurkan untuk membawa mahram…

Apakah itu repot ? jelas sekali tidak… sungguh ini merupakan perlindungan bagi kita…

Allaah ta’ala ingin kita selamat dalam perjalanan ketika kita membawa mahram…

Sekuat apapun wanita, tetap saja fitrahnya hanyalah seorang yang lemah dalam kemampuannya…

Mahram itu penting dan sangat penting, selayaknya sebagai muslimah  kita mesti tahu siapakah mahram kita.

Sejak dulu al qur’an ditulis dan ketika masih di lauh mahfuz, Allaah telah mengabarkannya lewat kitab nan suci itu bahwasanya yang dikatakan mahram seorang muslimah adalah orang yang haram (selamanya-Red) menikah dengannya, karena nasab, pernikahan atau susuan. Chekidot nih siapa sih yang dikatakan maharam bagi muslimah :

a. Mahram karena nasab seperti: anak laki-lakinya, saudara laki-lakinya, bapaknya, paman dari bapaknya, paman dari ibunya, kakeknya, anak saudara laki-lakinya (keponakannya), anak saudara perempuannya (keponakannya), sama saja baik saudara seayah seibu, saudara seayah, atau seibu.

b. Mahram karena pernikahan seperti: SUAMI, suami putrinya (menantu), suami cucu dari putrinya (terus keturunannya kebawah), putra suaminya (anak tiri), anak-anak dari putra suaminya, anak-anak dari putri suaminya (terus kebawah), baik dari istri sebelum dia, sesudah dia atau bersamanya, ayah atau kakek suami (terus ke atas), baik dari pihak ayah suami atau ibu suami.

c. Mahram karena susuan sama seperti mahram karena nasab berdasarkan sabda rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam :
يَحْرُمُ مِنَ الرَّضَاعِ مَا يَحْرُمُ مِنَ النَّسَبِ
"Penyusuan itu mengharamkan sebagaimana yang diharamkan karena nasab". [HSR Imam Bukhari, Muslim, Abu Daud, Nasa’I Ibnu Maajad dan Ahmad]

Gimana ? masih mau jalan-jalan ke luar kota ?
Gue sih mau bangeettt,,, tapii nanti insyaa Allaah bareng-bareng mahram (jauzyy) gue…
Semoga bermanfaat…
“setiap hal yang diridhoi Allaah pasti akan terasa nikmat dijalaninya”

Selasa, 02 Juli 2013

Menggenggam baraapi



 Satu dua riak jatuh di jendela kaca mobil…
Sorotan mata tertuju pada riuhnya angin jalan berebut mengambil empati sang daun. Tak ayal jalanpun riuh oleh angin, hujan dan suara mesin mobil. Mobil terus berlari kencang menembus batas kota. Membelah jalan yang sibuk namun menyebarkan aroma pedesaan. Jalan ini sibuk, layaknya kehidupan dua kota yang saling simbiosis mutualisme. Mencari pengharapan dan mencari kehidupan.
Rinaian hujan satu demi satu menggoreskan jendela kaca mobil. Membuat larik-larik kecil hingga ke ujung garis jendela. Menembuskan embun di dalam. Membuat sedikit pola tak beraturan. Pola memang selalu menimbulkan teka-teki sendiri. Tahukah kau, pola sering kali mengindetikkan objek yang ada di permukaan bumi. Dari pola berbentuk huruf “U” yang menunjukkan objek sekolah hingga pola berbentuk huruf “O” yang menunjukkan stadion olahraga.
Pola hidup memang terkadang abstrak, tak bisa terduga dan tak bisa kita setir hingga apa yang kita inginkan terjadi dalam beberapa detik seperti mantera ali baba “sim salabim”. Mantera terucap dan kenginan terkabul hingga sampai kedipan mata. Hidup ini selalu terukir, indah dan menggelikan. Sejatinya hidup kita sudah terukir di lauhul mahfudz sana. Apa yang terjadi dan akan terjadi sudah ribuan tahun terukir disana. Dan ajaibnya hanya Alla-lah yang tahu. Bahkan si malaikatpun tak tahu isinya. Maha Besar Allah.
Hidup ini bagai menggenggam bara api. Amat panas dan membakar kulit. Tapi tahukah, dibalik itu semuanya ada balasan yang sangat indah bagi orang-orang yang mau bersabar. Sabar atas ujian-Nya, sabar atas menjalani takdir-Nya dan sabar atas ketaatan pada-Nya.
Seberapa besar kamu kuat menggenggamnya ? itu akan menujukkan seberapa besar keimananmu. Yah, gue kira iman gue sangat lemah. Jauh dari panggang api. Gue mau yang baik tapi gak berlaku baik. Its me !
Mobil semakin menjauh dari sudut kota, sejengkal demi sejengkal pemandangan ini selalu gue kenang. Perjalanan menuju kota slawi ayu. Melewati pantai utara jawa, melwati kota-kota indah nan rupawan. Ini kisah saudara gue. Saudara yang didapet dari iparan.
Ya gue cerita ini mungkin karena umur gue atau yang mampir kesini udah paham makna ini. Atau ini merupakan thema yang hot banget di kalangan umuran gue aka temen-temen gue yang lagi menanti dan lagi menyiapkan dengan sebaik mungkin hingga suatu hari nanti pangerannya dating menjemput, ia merupakan bidadari yang indah berkilauan di tengah batu pualam biasa ! that’s JODOH !
Sebentar gue mau epilog dulu :
Jika ingin menjadi batu permata intan di tengah batu biasa maka bersiaplah menjadi seorang wanita yang tahan uji atas suhu dan tekanan bumi.
Iya, memang benar apa yang diucapin bang tere itu. Batuan intan yang termasuk ke dalam batuan permata denga harga jutaan itu. Terbentuk karena hasil suhu dan tekanan yang amat tinggi. Si batu intan ini amat tabah dan sabar ketika suhu dan tekanan dari dalam perut bumi menghantamnya. Ia bersabar atas itu semua, sehingga ia menjadi batu yang amat berkilau, dan pada akhirnya ia menjadi batu permata yang dicari-cari orang di dunia ini !
Suhu di luar mobil mulai dingin seiring waktu terus bertambah. Bertambah hingga malam kelam. Satu dua rumah sudah mulai berubah karakteristiknya. Sedikit artistic daerah setempat. Memflashback kisah dia yang lalu, sebelum lamaran sama orang slawi ini, dia sempet lamaran sama orang depok. Semua sudah rapih, tinggal berangkat ke pelaminan. Entah mengapa, wanita ini urung untuk melanjutkan pelaminannya dengan dia. Segala mediasi sudah dilakukan. Padahal Cuma ada masalah sepele banget menurut gue. Tapi qodarullah, acara pernikahan batal seketika. Dia frustasi..*lah.. akhirnya singkat waktu dia ketemu sama adik kelas dulu waktu kuliahnya. Cuma selang beberapa minggu, dia dating silaturahmi ke rumah orangtua wanitanya ini. Dan setelah itu dia disuruh nikah. 3 hari kemudian datenglah orangtuanya dan keluarga gue untuk acara lamaran. Jeda 2 minggu, penetapan acara nikahan. Alhamdulillah acaranya lancar.. Alhamdulillah ‘ala kulli hal ya rabb.
Sedari dulu banyak sekali orang-orang bilang bahwasanya jodoh itu misterius guys. Lo ga akan bisa nebak siapa orangnya. Bagaimana rupanya. Sekuat apapun lo jungkir balik untuk memfasilitasi orang yang lo suka, tapi di lauhul mahfudz sana bukan nama dia yang ditulis. Tetep hal itu mustahil terjadi. Maka, dengan ini berbuatlah baik hingga nanti kita dapetin yang baik. Seandainya bukan dia yang dating, berarti dia ga baik buat kita. Kalau mau yang baik ya lakuin hal-hal baik.
Judul gue itu ga sinkron ya ama apa yang gue tulis, tapi sejatinya gue Cuma mau bilang : gue lagi bener-bener ngerasa megang bara api. Percayalah kalo jodoh gak bakal kemana…*eaaa

Selasa, 18 Juni 2013

siluet



Pohon di ujung jalan pun turut bersedih…
Hingga awan pun tak tahu lagi harus mengeluarkan air atau es…
Indah sekali air riakkan gelombangnya, menembus batas pantai..
Tak lagi mengenal, mana igir dan mana pembatas,,,
Matahari mulai menampakkan siluetnya…
Kabut hitam mulai menelikung sepanjang garis teluk ini…
Siapa yang harus disalahkan,, udara kah atau pasir memanjang luas disini…
Angin malam mulai menampakkan pesonanya…
Membawa segala arus yang ada di dalam sana…
Rasa-rasanya tak ada yang tahu, mana lagi air dan mana lagi rintikkan air mata…
Rasanya ingin sekali menghempaskan luka di dalam dada keluar hingga teluk ini..
Luka yang dibawa riak gelombang arus hingga ke dalam basalt lautan…
Hingga tak ada lagi siluet peristiwa yang menyesakkan dada…
Siluet itu seharusnya tak ada disini…
Siluet itu seharusnya tak ada lagi bersama diri ini berdiri di pinggir lautan luas…
Serumit inikah perasaan ?
Hingga tak berbentuk mana rupa mana rasa…
Biarkan angin membawa luka ini…
Jauh hingga terhempas menuju daratan luas di kutub atau terhempas ke dalam dasar samudera hingga diri ini tak mengingat sedikitpun siluet itu…

Inspired from pantai ujung utara pulau jawa, taman nasional ujung kulon, banten.

Selasa, 11 Juni 2013

takdir ba9i hamba-Nya

Awan terlihat cerah sekali…
Terik hingga panas ke tubuh. Menjalarkan rasa fatamorgana.
Ingatlah ketika hari dimana tak ada naungan selain naungan-Nya.
Ingatlah ketika semua perbuatan kita dipertanggungjawabkan.
Duhai apa yang pantas ku ucapkan nanti…
Ketika teman-teman yang lain semangat untuk meraih ridho-Nya.
Ketika nanti rasulullah mengajak umatnya untuk meneguk air dari telaganya.
Ketika itu aku sangat mengkhawatirkan dimanakah  diriku berada.
Ketika kekhawatiran itu melanda, teringat ucapan ustadz firanda pada saat daurah muslimah di masjid al Fattah.
Sejatinya seorang hamba hanya wajib berhusnuzhon atas takdir baik dan buruk yang ditetapkan oleh Allaah kepada seorang hamba.
Wajib atas kita untuk terus melakukan perintah-Nya. Ingatlah perjuangan para nabi dan para sahabat, ketika turun perintah Allah lantas mereka menjawab : “sami’na wa atho’na” kami dengar dan kami taati.

Berhusnuzhonlah pada kehendak Allaah bahwasanya ia akan memberikan apa yang kita harapkan. Bahwasanya semua ketetapan-Nya amat baik bagi hamba-Nya. Maka kerjakanlah semua perintahNya dengan ikhlas, agar menjadi seorang manusia yang kokoh di tengah derasnya fitnah dunia.

Kamis, 09 Mei 2013

oleh-oleh buku dari toko ahlusunnah senen


Dunia itu hanya selebar sayap nyamuk…
Tak lebih baik dari bangkai kambing…
Ya itu lah gambaran dunia yang Allaah gambarkan pada kita hamba-Nya melalui risalah nabi tercinta kita shalallahu’alayhi wasallam…
Ceritanya gue abis baca 3 buku yang gue beli dari toko ahlusunnah di deket kramat kwitang senen. Ga sengaja juga beli buku itu. Karena tujuan utama gue kesana itu Cuma mau beli sesuatu buat si aufa dan umminya. Kebetulan gue lagi males banget sama yang namanya skripsi. Males buat revisi, males buat baca buku. Padahal pas bimbingan kemaren gue diomelin sama dosen dan disuruh baca yang banyak.

Awwalu kitab…
Judulnya : “bila sampai waktuku”
Kisah ini merupakan ulasan perjalanan hidup seorang santri yang hidupnya penuh lika-liku hingga akhirnya ia mampu pergi ke mekkah. Menunaikan cita-citanya untuk menginjakkan kaki di tanah al haram. Kisah para istri perkasa yang hidup di tengah-tengah pesantern yang berlokasi di hutan belantara. Kejar-kejaran sama uler, ngedengerin suara srigala sampe harus terus dibayang-bayangi oleh suku pedalaman pulau itu. Mereka yang gigih menemani suaminya walaupun dengan keterbatasan ekonomi.. that’s inspired book

Atssaani kitab…
Judulnya : “mati tersenyum esok pagi”
Buku ini memberikan gambaran bahwasanya hidup ini amat singkat. Sesingkat umur tanaman. Yang setiap kita pasti akan menemui itu semua. Cepat atau lambat. Memberikan kita gambaran bahwasanya berlaku baiklah kita di dunia ini, sehingga ujung akhir hayat kita dapat kita tutup dengan kebaikan. Mengucapkan syahadat. Banyak kisah kematian yang buruk hingga kematian yang subhanallaah, gue sangat terharu.

Nah yang judul ats tsaalits sedang gue baca..hhee
Judulnya ; perempuan-perempuan hebat di sekitar nabi…

ini gue tulis pas lagi revisian, iseng-iseng buka blog dan share sedikit ttg buku yg gue beli kemaren...hihihiiii