Sabtu, 24 Januari 2015

Menjaga kehormatan





Kamu tau betapa sulitnya menjaga ?

Sesulit kamu tidak bisa lepas atas kebiasaan-kebiasaan kita yang buruk.

Menjaga kebiasaan yang baik atas kebiasaan buruk ibarat memegang onak duri dalam jemari.

Rasanya perih. Menimbulkan sayatan mungkin.

Tapi hal itu bisa membuat kita kuat.

Ingat kisah mutiara ?

Aku yakin kamu ingat.

Mutiara dihasilkan karena di dalam tubuh kerang banyak sekali pasir.

Kerang harus bekerja keras dengan lama. Butuh proses.

Dia harus bekerja lebih keras agar pasir itu berubah menjadi halus.

Sehalus mutiara.

Pasir yang awalnya melukai dirinya, diubah menjadi mutiara agar tidak lagi melukai dirinya.

Hingga suatu saat ada yang mengambilnya menjadi manfaat yang besar.

Iya seperti itulah menjaga kehormatan. Kita harus mengendalikan diri kita.

Menjauhkan diri kita dari hal-hal yang dapat merusaknya.

Banyak sekali orang disana yang tidak sabar atas ujian soal jaga menjaga ini.

Mereka dengan mudahnya mencapai tujuan tanpa mau bersusah payah menjaga hal ini.

Mereka mengambil pintas. Aku lihat itu. Ah , pasti kamu pun juga melihatnya.

Betapa sulitnya menjaga.

Menambah sangat mudah. Menjaga lebih sulit dari menambah.

Karena kita menjaga amanah. Amanah yang harus kita pegang erat.

Kata orang, kalo begini-begini aja susah sekali hidup.

Kamu percaya apa yang orang bilang ?

Mudah-mudahan tidak. Begitupun aku. Mudah-mudahan tidak.

Tapi itu sering sekali berputar dan memilin dalam kepala.

Mudah-mudahan kita termasuk ke dalam orang-orang yang menjaga amanah.

Tidak bermudah-mudahan mengambil jalan pintas yang sejatinya menjerumuskan.

Yakinlah ada kebaikan bagi orang-orang yang menjaga kehormatannya.

sabtu malam, 22.30.

Selasa, 20 Januari 2015

Perjuangan



Ibarat sebuah kemerdekaan, perjuangan itu proses menuju merdeka.

 Tolong jangan bilang, aku terlalu terburu-buru untuk memerdekakan diri sendiri.

Tolong jangan bilang, aku tak perduli pada perjuanganmu.

Masih ingat kisah perjuangan merdekanya negara kita ?

Ah iya, kamu masih satu negara denganku bukan ?

Semoga saja masih.

Semoga saja hatimu pun masih utuh di negeri ini.

Perlu doa apalagi ?

Sepertinya doaku sudah memilin ribuan untukmu.

Sepanjang bulan ini, di tahun ini.

Aku terus berusaha menghempaskannya.

Ibarat pohon yang selalu setia berada di tempatnya. Tak pernah jalan.

Aku pun tetap setia menunggu. Menunggu Dia memberikanku jalan.

Iya aku menunggu. Aku menunggu kebaikan. Bukan keburukan.

Jika kamu menawarkan kebaikan, pastilah aku sambut.

Tapi maap, hatiku selalu menolak untuk setiap tawaran keburukan yang datang dari luar.

Meski sampai hari ini, diriku belumlah sebaik Aisyah radhiyallahu’anha.

Setidaknya aku ingin berusaha.

Berjuang untuk meraih kebaikan dari siapapun itu.

Aku berharap kamu pun tetap berjuang.

Kita sama-sama berjuang.

Tapi semoga tidak tergambar hal seperti ini ;

“ Kita sama-sama sibuk. Aku sibuk menunggu. Kamu sibuk mencari yang lain. “

*kutipan dari blog tetangga.

Senin, 19 Januari 2015

masih ingat kisah ini ?

perjuangan belum berakhir...

aku pikir kisah ini, akan melanjutkan kisah kita sampai ke syurga ~~~

Jumat, 02 Januari 2015

Maafku untuk saudariku


Hari ini udah masuk januari dua rebu lima belas. Artinya kita semua tau, waktu akan terus menggiring kita pada titik akhir. Titik dimana masing-masing dari kita tidak ada yang tahu. Di titik mana kita akan berhenti. Titik positif atau negative.

Ceritanya lagi pengen nulis aja tentang dua kata yang kalo digabungin artinya suatu dimana kondisi dua atau lebih orang menafsirkan dengan pandangan yang berbeda. Pandangan yang masing-masing menganggap dari kita benar. Padahal kebenaran hanya ada satu. Yaitu ilmu.

Dari gue kuliah, gue emang orang yang dipandang sebagai manusia yang paling banyak salahnya. Orang yang paling banyak dibenci. Meskipun di depan mereka tersenyum tapi di belakang mencibir. Ah apa mungkin itu perasaan gue aja. Atau bener kata temen gue, gue ini LEBAY.

Tapi gue gak mau ambil pusing dengan pandangan orang. Gue dari dulu kalo ada orang yang ngerasa gue punya banyak dosa . satu hal yang bisa gue lakuin yaitu minta MAAP. Gue ga bisa ngelakuin apa-apa selain minta maap. Dan mendoakan diri gue agar menjadi orang yang sabar. Menjadi seperti nabi yusuf ‘alayhissallam yakni ketika merasa kecewa, kesel, marah, jengkel dll. Yaitu diam tanpa menimbulkan atau meluapkan perasaan marahnya itu. Trus Allah nyuruh sabarlah kamu dengan sabar yang baik. Sabar dimana kita tidak hanya mengucapkan saabar tapi juga memasang wajah yng penuh kelembutan.

Banyak banget ucapan yang melekat dalam diri gue seperti PHP (pemberi harapan palsu), bikin orang kesel, pencitraan, ujian kesabaran orang, sok kece, dst dst. ada rasa sedih, ada juga rasa senengnya. gue ketawa lepas. karena gue tau kalian bercanda. tapi kadang suka berasa jleb juga. hehe

Dan gue amat bersyukur atas pelabelan itu semua. Dengan begitu Allah menegur gue secara gak langsung untuk berhati-hati dalam berbuat. Jangan sampe banyak orang yang terkena sifat buruk gue. Gue juga bersyukur, atas ucapan itu semua. Gue semakin deket sm Allah. Allah tempat curhat gue, Allah tempat meminta gue, Allah tempat segaala keluh kesah gue.

Iya gue akuin salah, gue emang banyak salah. Gue gak akan ngulangin perbuatan gue itu lagi dengan mengumbar kata-kata pengen kesini, pengen kesitu. Cukuplah gue bilangnya ke Allah aja, biar gak ada yang nganggep ucapan gue itu serius.

Gue Cuma ngungkapin, tanpa berani melakukan. Gue takut sama Allah, dengan bermudah-mudahan seorang wanita keluar rumah tanpa keperluan syar’I apalagi tanpa mahraam. Iya gue takut karena ayat ini udah gue lafalkan baru-baru ini :

“wahai orang-orang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan?”
“amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan”
(Q.S AS SHAFF : 2-3)

Gue masih inget banget yang diucapin kk mentor gue, yaitu murid kita itu akan mengerjakan apa-apa yang kita kerjakan dan meninggalkan apa-apa yang kita tinggalkan.

Kalo bekerja bukan lagi karena Allah, maka hiburan yang akan kita cari adalah kemaksiatan. Nonton, jalan-jalan. Dst dst. Hiburan yang kita pilih adalah bukan tempat-tempat kajian. Padahal hanya dengan mendengarkan ayat-Nya lah hati menjadi tenang.

Iya gue bukan sok alim. Bukan. Gue Cuma takut sama Allah. Pantaskah Dia yang Maha agung , Maha Mulia, kita dustakan dengan kemaksiatan kita. Padahal hidup kita hanya sebentar.

Coba kita lihat di posisi orang yang kita kecewakan .

Iya gue ngaku salah. Gue ngaku salah karena ucapan gue yang kelewat batas menurut klian. Tapi udah gue jelasin, gue bingung karena. Apakah hal ini dibenarkan ?

Gue orang yang lemah, karena gue takut azab Allah.

Gue selalu terngiang-ngiang hadits nabi yang menyatakan bahwasanya tertawa itu banyak mematikan hati. gue takut, ketika gue ketawa gue lupa. krn ketika itu tak jarang kita lupa menyebut asma Allah. memuji Allah yang telah memberikan kebahagiaan dlm hati kita. kadang kita lupa. dan gue pun baru sadar setelahnya. pas perjalanan pulang.

Gue takut itu ~~~

Gue takut suatu ketika hati gue mati karena tertawa yang berlebihan ~~~

aku yang mencintai kalian karena Allah ta'ala...

PLAKAT NIKAH


Malem jam 23.30 di januari hari kedua. Tiba-tiba aja gue bangun dari tidur yang nyenyak itu karena satu hal. Belom cuci muka. Akhirnya gue putuskan untuk bersih-bersih plus wudhu. Trus buka hp percakapan whatsapp sampe puluhan di beberapa grup.

Setelah gue baca. Ternyata isinya adalah tentang PLAKAT NIKAH. Iya sesuai rencana gila pas di jurusan waktu lampau, kapten dan kawan-kawan trouble maker di kelas kuliah gue mengalokasikan dana juara futsal mereka untuk membuat suatu penghrgaan bagi siapa yang sudah menikah duluan. Gilanya, ini plakat bak piala dunia sepak bola. Dan ini lebih gila menurut gue.
***

Waktu itu, gue lagi duduk cemas menunggu kedatangan dosen untuk bimbingan skripsi. Iya disaat cemas menunggu dosen untuk bimbingan. Kebiasaan kami, mahasiswa geografi UNJ yang gue cintai. Kita ngobrol ngalor ngidul. Tujuannya Cuma satu, menenangkn diri sebelum bertemu dosen. Atau tujuan-tujuan lain seperti mengisi waktu kosong karena dosen tak kunjung tiba. Kondisinya waktu itu ada temen gue yang udah nikah. Dan ini perbincangan yang hangat di kalangan kita yang lagi pusing skripsi tapi temen gue ini memutuskaan untuk menikah. Dan itu adalah temen deket gue yang paling spersial diantaraa mahasisw yang lain. Cewe yang cantik kaya ratu wilhe*mina pas penjajahan belanda ini merupakan hal yang teristimewa yang dianugerahkan tuhan bagi jurusan gue aka kelaas kuliah gue. Dia nikah meeen, pas orang-orang kelimpungan jungkir balik ngerjain skripsi. Hebat ga sih…. Haha

Kebetulan pas ngomongin rencana itu ad ague. Yang gue inget, diawalin temen gue yang suaranya merdu cetar membahana. Biduan jurusan geografi angkatn 2009. Yang pernah seleksi Indonesian idol tapi belum melangkah ke tahap selanjutnya. Tapi menurut kita, temen gue yang satu ini udah bak penyanyi terkenal. Soalnya pas kita PKL dari ujung pulau jawa sampe pulau bali. Dia menghibur kita dengan menyanyi di restoran-restoran kalo lagi singgah istirahat ats perjalanan yang jauhnya naudzubillah.

“coba, lucu kali yak. Kita bikin piala atau plakat bergilir bagi yang udah nikah duluan..”
HAHAHAHAHAHA….suara ketawa terbahak-bahak pecah mengisi lorong jurusan gue yang angker.
***

Gue gak tau, seserius itu temen-temen menganggap yang menurut gue itu adalah hal bercandaan dan hanya isu belaka. Dan itu sekarang benar adanya trus direalisasikan. Gue sampe yang tadinya ngantuk, jadi shock gitu bacanya. Entahlah, gue semakin cinta sama jurusan gue ini. Pertemanannya nyata sampe udah luluspun. Gue gak tau, dibalik satu rasa nyeselnya gue masuk jurusan ini, ada banyak rasa keberuntungannya gue masuk jurusan ini. Di balik gue kesel karena susah buat lulus, ada rasa beruntungnya juga. Gue jadi bisa saling bantu temen-temen yang belum lulus. Gue bisa ngerasain betapa sedihnya menjadi orang yang terasing karena ditinggal temen-temen yang udah lulus duluan. Dan dengan rasa itulah gue selalu tergerak membantu temen-temen yang belum lulus. Gue selalu memotivasi mereka, bantu ngolah data, jadi notulen pas maju seminar (walopun dibully dosen pas masuk ruangan krn udh alumni di depan bocah-bocah angkatan bawah), bantuin nemenin nyari solusi bikin peta (manipulasi maksudnya..haha). punya kakak kelas yang baik hati, mau ngebantuin ngolah data meskipun lewat wasap dari ujung pulau Bangka sana.

Menurut gue, ide plakat ini hal tergila. Kaarena dengan begitu terpacu untuk nikah dan gak mau dapet plakat yang terakhir…haha

Dan gue mau lurusin, sekali lagi nikah itu niatnya ibadah. Menyempurnakan agama. Yang atdinya kurang, jadi bertambah. Yang tadinya buruk , jadi baik.

Ini gue copasin instruksi dari sang kapten.

Jan 2 - G Trio: Manteman, sekedar informasi. Kemarin uang juara geo cup kita. Dialokasikan untuk pembuatan plakat. Yang mana plakat ini adalah sebagai bentuk dari yang namanya pleasure dalam diri masing masing keluarga geo NR ...

Jadi, apa itu plakatnya??

Plakat itu sendiri adalah maksud dari sebuah trofi yang di anugerahkan kepada kita geo NR yang sudah kawin dan atau menikah secara sah sepengetahuan orang tua. Trofi ini bersifat nomaden dan atau "digilir" . Diberikan sesuai urutan keluarga geo NR yang menempati urutan menikah. Jadi siapa yang akan menerima plakat ini di hari akhir??? Penasaraaaan kaaaaaan????? 😅

Makanya jangan ampe ketinggalan. Siapa tau kamu yang akan mendapatkan hadiah rumah murah di pemuda land rawamangun .

Tapi, dengan ini kita tidak sama sekali mengurangi rasa hormat kepada keluarga lintang serta triyono, yang mana plakat tidak diberikan kepada yang bersangkutan. Karena hal ini bertepatan dengan hadiah yang mana dialokasikan untuk menjadi hal yang seperti ini.

Sincerly,
Saya sendiri (kapt. Trouble maker fc)
😁
21:23, Jan 2 - G Trio: Semoga yang baca ga paham ya

*keluarga lintang itu = dina,,pemecah telor di geografi NR 2009
*keluarga triyono itu = vika,,, kandidat kedua setelah dina.

Gue yang keberapa ? hanya Allah yang mampu menjawabnya ~~~
“Karena menikah itu bukan hanya urusan cinta dan mencintai, tapi urusan dunia dan akhirat yang menentukan syurga dalam hidup qt kelak…”

di pagi hari bulan januari dengan rintikkan hujan dan suhu rasa bogor