Jumat, 17 Juli 2015

mencintai-Nya

Aku menarik nafas, mencoba mengumpulkan semangat untuk hari ini. Hari ini ada agenda kajian di masjid astra. Mengumpulkan energi untuk keluar rumah memang tidak mudah di saat cuaca tidak mendukung dan bulan ini memasuki pekan kedua ramadhan. Aku coba mengumpulkan sekiat tenaga demi ilmu dan bertemu kawan lama. Ibu muda yang sedang berglut dengan tugas akhir S2nya. Kali ini, kami bisa berjalan bersama seperti dulu kala ia masih single. Tapi dia tetaplah wanita yang dulu kala dengan segala kedermawanannya dan keceriaannya. Dan saya yang seperti dulu kata dia seperti kekurangan ekspresi ketika berbicara dengannya. Datar. Jika satu teman yang sudah nikahsudah lupa bahkan bertegur sapa di gruppun tidak pernah. Beda dengan dia, selalu menganggap pentingnya sebuah loyalitas terhadap temannya, meski hanya menanyakan sebuah kabar. Padahal taukah kawan, kehadoranmu dalam percakapan meski menjawab singkat itu mengingatkan kawan yang lainnya. Hingga ketika kawanmu berdoa, dia ingat engkau juga. Begitulah hilmah hadits nabi, yang untuk terus menjaga tali silaturahmi agar takdirmu berubah krn doa diam2 seorang lemah kawanmu.

Cuaca pagi ini dingin. Aku melangkahkan kakiku untuk segera melaju ketempat tujuan sebelum ke tempat tujuan akhir. Masjid. Aku menjemputnya dulu di kediaman ibunya. Karena suaminya sdg tidak ada di rumah, menjaga ayah mertuanya yang sedang sakit. Semoga Allah menyembuhkannya dan kalian diberikan kelapangan dada dan rizki oleh-Nya.
aku mengikuti irama takdirku hari ini. Bertemu dengannya dan berbicara panjang lebar. Mulai dari kondisi ayah mertuanya yang sakit sampai betapa sakitnya di permainkan dosen. Dan nasibnya yang hampir sama dengan aku ktika skripsi. Ganti dosen. Hingga bercerita pengalaman teman-teman kuliahnya yang beragam. Karena ini s2. Bukan s1 yang teman-temannya sudah berbeda atmosfer. Beragam sekali.  Ada satu cerita yang menyentuh meski ini cerita dari temanmya yang berprofeai sebagai biarawati. Seorang wanita nashrani yang tidak menikah dan bekerja di gereja. Aku terenyuh dengan percakapannya.
D : suster gak pernah suka sama orang?
S : saya dulu pernah suka sama orang. Tapi sudah saya hapus . Saya alihkan mencintai pada tuhan. Kan ada tuhan yang mesti dicintai.

Lihatlah dia, seorang nashrani yang Allah katakan dalam surat al fatiha di ayat terakhir. "Jangan engkau jadikan kami orang2 yang engkau murkai dan sesat. Orang nashoro itu taat tapi amalannya tidak diterima karena Allah sesatkan. Banyak amal dan taat tapi tidak diterima Allah.
Pelajaran tergelatak banyak di setiap sudut waktu. Aku tertegun karena bagaimana kita bisa lupa mebcintai Allah. Allah yang menciptakan banyak nikmat. Tugas kita di dunia hanyalah neribadah. Mulailah mencintai Allah ta'ala. Lantas langit dan dunia seisinya akan mencintaimu ~~~~