Kamis, 24 Januari 2013

I’m Falling in Love with the rain



Hi, saat ini iseng banget ga ada kerjaan, jadi nyoret-nyoret deh.
Dari malem buta hujan ga berenti-berhenti. Akibatnya terjadilah air yang overload atau yang disebut banjir dalam bahasa kami. Ada yang bilang ini merupakan banjir 5 tahunan alias dampak la nina yang lagi mampir di kota kami. Jakarta. Siklus la nina merupakan penyakit bagi negara yang berada di wilayah khatulistiwa. Wilayah yang Cuma punya 2 musim : hujan dan kemarau.
Sejak bangun pagi tadi, terus sholat. Bersih dan rapih siap mau ke kampus. Tetiba hujan semakin deras, tak mau tahu urusan apapun yang akan kita kerjakan. Pun bilamana itu menyangkut ekonomi kita bahkan penyakit kita. Hujan terus mengguyur kota Jakarta. Curah hujan yang begitu deras mengakibatkan wilayah ini tak sanggup lagi menampung kuota air yang berlimpah dari langit.
Langit. Aku senang dengan kata itu. Langit itu tinggi sekali, diatas langit ada langit. Manusia tak sanggup membayangkan apakah yang sebenarnya ada di atas sana. Akal kita amatlah terbatas. Makanya ketika belajar kosmografi. Pandangan kita terhadap langit  terbatas. Tapi langit disana is Unlimited. Ketika kita maju satu langkah, maka satu langkah pula langit akan meluas. Its amazing…
Langit selalu indah, pun ketika ia menurunkan hujan. Hujan yang turun dari langit itu adalah akumulasi dari awan yang sudah tidak kuat lagi menahan volume air. Maka air yang seperti bah itu turun tak terkira hingga sampai titik keseimbangannya. Jadi gini, ketika dulu belajar tentang hujan di mata kuliah hidrologi disampaikan oleh dosen seperti ini :
Bermula dari air yang tetap terjaga keseimbangannya. Antara input dan output itu seimbang. Jadi air takkan berkurang kuantitasnya. Yang berkurang itu adalah kualitasnya. Kenapa ? karena disebabkan oleh ulah manusia, seperti pencemaran air oleh limbah rumah tangga maupun industri serta perilaku tak baik manusia oleh alam. Balik lagi, air itu punya siklus. Namanya siklus hidrologi. Dalam siklusnya terjadi siklus besar, sedang dan kecil. Dalam siklus itu terdapat satu proses namanya hujan (presipitasi). Hujan itu akibat dari adanya penguapan dari daun, manusia, sampai lautan. Air yang menguap itu terakumulasi dengan zat-zat yang bertaburan di langit, hingga mencapai titik kondensasinya artinya tidak sanggup lagi menampung air, maka terjadilah hujan. That’s rainy..
Hujan. Tak ada yang salah dengan peristiwa alam yang satu ini. Ia merupakan penyeimbang alam kawan. Ia sahabat kita. Kita lah yang selalu menganggapnya musibah. Padahal ia adalah rahmat dari Allah utk kehidupan kita. Jika dikatakan hujan menyebabkan musibah banjir, itu sangat salah sekali. Karena banjir adalah dampak perbuatan kita sendiri. Kita yang merusak alam, kita yang tak mau disiplin membuang sampah sembarangan dll. Hujan hanya suatu peristiwa, yang itu merupakan takdir Allah bagi kita penduduk bumi ini. Maka, bersahabatlah dengan peristiwa ini. Bagiku, hujan itu unik. Air yang turun dari langit. Membentuk tetesan air di jendela. Menyenangkan bila hujan itu turun, tanah menjadi tak gersang, ia menghapus panas di bumi. Menghapus kegundahan, karena kita akan melihatnya mengalir melalui sela-sela batuan atau dinding. Membawa luruh masalah yang ada di benak kita. I love rainy.
Kali ini, kota saya. Jakarta sedang dilanda banjir. Menurut study dulu saya ini adalah banjir 5 tahunan. Dampak dari adanya peristiwa el nina. Efek dari peristiwa ini adalah banjir di wilayah barat Indonesia. Karena awan yang mengandung hujan tertiup ke arah barat Indonesia. Akumulasinya di timur tapi hujannya terjadi di barat. Jadi dampak bagi wilayah lainnya adalah justru kekeringan.
Itu hanya teori belaka menurutku, karena la nina takkan menimbulkan banjir ketika ruang terbuka hijau di Jakarta masih banyak. Hujan yang berlebihan akan ditampung oleh pepohonan. Tapi permasalahan timbul ketika RTHnya tidak ada lagi.
Hujan dan alam itu takkan pernah dipisahkan. Alam butuh hujan untuk meneduhkan permukaan tanah yang gersang dan sebaliknya hujan takkan terakumulasi ketika tak terjadi evaporasi oleh alam. Hujan itu sungguh unik. Air yang langsung turun dari langit, tak perduli sedang seperti apakah perasaan penduduk bumi saat itu. Ia datang takkan permisi pada kita. Ia pun sahabat yang baik bagi kita, meluruhkan seluruh kerisauan kita. Mengalirkan ke sungai dan memendamnya di saluran-saluran kecil dalam tanah. Hingga tak ada lagi kerisauan dalam hati. Maka berdo’alah ketika turun hujan. Hujan adalah salah satu waktu yang diijabah kawan. Begitu banyak rahmat Allah ta’ala yang turut serta ketika hujan mampir di kota kita. I love rainy….so deeply im falling in love with that.

Writed on Thursday, 17 januari 2013. Jakarta
At my bedroom with the cloudy and rainy condition

Senin, 07 Januari 2013

saya, jurusan saya, dan tekanannya

awan gelap membawa rintikan hujan...
hari ini sebenarnya lagi males ngobrol. ngobrol ama siapapun. termasuk ama temen deket.
tap ga tau kenapa timbul pengen nulis...
hai there, siapapun disana. yang diseberang pulau ini, bahkan benua ini...
saya sedang merasakan penekanan yang amat...
amat sayang di hati...
hari ini saya the firstly meet with my lecturer (baca : DP)...

ya, ini adalah tekanan pertama kali yang saya dapat (eh, ga deng. sebelum dapet DP juga udh diteken)
ya saya disini ga ingin membicarakan keluh kesah.
saya hanya ingin menulis, menulis dan menulis. agar keluh kesah saya hilang ditelan tulisan ini...

tidak seperti awal masuk kuliah. kini sudah sejauh ini saya menanjak memasuki semster tingkat akhir.
ibu selalu berpesan agar bs menyelesaikan studi dengan cepat dan baik. maka disuruhlah mengambil tema yang mudah. saya hanya ditunjuki oleh tuhan tema seperti ini. tema yang lagi hangat-hangatnya menurut say terjadi di bumi ini, jakarta.

dulu sekali amat jauh tertinggal ke belakang, dosen selalu berbicara apa yang ada di bumi dan langit ini adalah objek formal dalam bidang studi saya. mereka selalu menuturkan objek tersebut harus mengguanakan tiga pendekatan yang dijunjujng tinggi dalam jurusan ini. hingga jadilah adanya hubungan timbal-baliknya.

saya senang sekali masuk jurusan ini, sehingga peka terhadap peristiwa yang terjadi. ditelusuri dari sumber hingga penanggulannya nanti. memberikan manfaat bagi penduduk muka bumi ini. hingga kehidupannya aman dn tentram. ini agak berlebihan. tapi ya jurusan ini sekali lagi memberikan produk bukan hanya teori belaka. penduduk harus tau tempat yang ia tinggali adalah tempat kerawanan bencana yang tinggi. -bersambung-