Sabtu, 11 Januari 2014

my little nephew


Semburat cahaya senja mulai menampakkan keindahannya

Pendaran cahaya itu mulai sedikit terlihat dari ujung jalan ini

Menapaki indahnya panorama laut dengan semilirnya angin senja

Jejak-jejak kaki mungil berlarian menerpa gelombang ombak di pinggir pantai

Celoteh-celoteh mungil menghiasi gemerisik suara deburan ombak

Senyum-senyum mengulum menghiasi wajahnya yang bersih dan luas

Entah kapan mata ini dapat melihat wajah terlucu itu

Entah kapan telinga ini mendengar suara berdebumnya itu

Kaki terus melangkah menyusuri air yang semakin hari semakin pasang

Menenggelamkan kaki dan sebagian tubuh di air yang jauh dari keramaian

Berjingjit satu sama lain menelaah dinginnya air saat ini

Tak ku perdulikan ramainya wajah-wajah asing yang hadir saat itu

Kami semua menikmati pemandangan yang terhampar luas

Menghamparkan sejuta makna bagi kehidupan saat ini

Kehidupan yang kian hari menghimpit kami

Kehidupan yang kian hari menelangsakan kami di jarak nan jauh

Ketika semua orang berharap dengan mudahnya melepas semua kepenatan hidup

Hanya lantunan doa yang kupanjatkan untuk mereka

Perasaan mendalam di kota ini cukup kusampaikan pada Rabb di ‘Arsy sana

Perasaan yang kadang timbul menelikung ingin melihat raut wajahnya

Perasaan yang kian membuncah mendengar suaranya melantunkan al Qur’an

“tante, zidan udah hafal al qur’an”

“tante kan di sekolah zidan kalo telat masuk sekolah harus bayar, tapi zidan engga mau bayar. Zidan kasih setoran al qur’an aja” senyumnya sambil mengembang di raut wajahnya

Iya saya kangen dengan ponakan yang satu ini., ponakan yang selalu membuat ulah disini, yang selalu menghabiskan makanan disini. Sekarang ia jauh di seberang pulau sana. Tanpa sanak saudara disana. 
 Keluarga kecil kakakku yang berani menantang hidup demi pengharapan yang lebih baik untuk hari esok.