Selasa, 02 Juli 2013

Menggenggam baraapi



 Satu dua riak jatuh di jendela kaca mobil…
Sorotan mata tertuju pada riuhnya angin jalan berebut mengambil empati sang daun. Tak ayal jalanpun riuh oleh angin, hujan dan suara mesin mobil. Mobil terus berlari kencang menembus batas kota. Membelah jalan yang sibuk namun menyebarkan aroma pedesaan. Jalan ini sibuk, layaknya kehidupan dua kota yang saling simbiosis mutualisme. Mencari pengharapan dan mencari kehidupan.
Rinaian hujan satu demi satu menggoreskan jendela kaca mobil. Membuat larik-larik kecil hingga ke ujung garis jendela. Menembuskan embun di dalam. Membuat sedikit pola tak beraturan. Pola memang selalu menimbulkan teka-teki sendiri. Tahukah kau, pola sering kali mengindetikkan objek yang ada di permukaan bumi. Dari pola berbentuk huruf “U” yang menunjukkan objek sekolah hingga pola berbentuk huruf “O” yang menunjukkan stadion olahraga.
Pola hidup memang terkadang abstrak, tak bisa terduga dan tak bisa kita setir hingga apa yang kita inginkan terjadi dalam beberapa detik seperti mantera ali baba “sim salabim”. Mantera terucap dan kenginan terkabul hingga sampai kedipan mata. Hidup ini selalu terukir, indah dan menggelikan. Sejatinya hidup kita sudah terukir di lauhul mahfudz sana. Apa yang terjadi dan akan terjadi sudah ribuan tahun terukir disana. Dan ajaibnya hanya Alla-lah yang tahu. Bahkan si malaikatpun tak tahu isinya. Maha Besar Allah.
Hidup ini bagai menggenggam bara api. Amat panas dan membakar kulit. Tapi tahukah, dibalik itu semuanya ada balasan yang sangat indah bagi orang-orang yang mau bersabar. Sabar atas ujian-Nya, sabar atas menjalani takdir-Nya dan sabar atas ketaatan pada-Nya.
Seberapa besar kamu kuat menggenggamnya ? itu akan menujukkan seberapa besar keimananmu. Yah, gue kira iman gue sangat lemah. Jauh dari panggang api. Gue mau yang baik tapi gak berlaku baik. Its me !
Mobil semakin menjauh dari sudut kota, sejengkal demi sejengkal pemandangan ini selalu gue kenang. Perjalanan menuju kota slawi ayu. Melewati pantai utara jawa, melwati kota-kota indah nan rupawan. Ini kisah saudara gue. Saudara yang didapet dari iparan.
Ya gue cerita ini mungkin karena umur gue atau yang mampir kesini udah paham makna ini. Atau ini merupakan thema yang hot banget di kalangan umuran gue aka temen-temen gue yang lagi menanti dan lagi menyiapkan dengan sebaik mungkin hingga suatu hari nanti pangerannya dating menjemput, ia merupakan bidadari yang indah berkilauan di tengah batu pualam biasa ! that’s JODOH !
Sebentar gue mau epilog dulu :
Jika ingin menjadi batu permata intan di tengah batu biasa maka bersiaplah menjadi seorang wanita yang tahan uji atas suhu dan tekanan bumi.
Iya, memang benar apa yang diucapin bang tere itu. Batuan intan yang termasuk ke dalam batuan permata denga harga jutaan itu. Terbentuk karena hasil suhu dan tekanan yang amat tinggi. Si batu intan ini amat tabah dan sabar ketika suhu dan tekanan dari dalam perut bumi menghantamnya. Ia bersabar atas itu semua, sehingga ia menjadi batu yang amat berkilau, dan pada akhirnya ia menjadi batu permata yang dicari-cari orang di dunia ini !
Suhu di luar mobil mulai dingin seiring waktu terus bertambah. Bertambah hingga malam kelam. Satu dua rumah sudah mulai berubah karakteristiknya. Sedikit artistic daerah setempat. Memflashback kisah dia yang lalu, sebelum lamaran sama orang slawi ini, dia sempet lamaran sama orang depok. Semua sudah rapih, tinggal berangkat ke pelaminan. Entah mengapa, wanita ini urung untuk melanjutkan pelaminannya dengan dia. Segala mediasi sudah dilakukan. Padahal Cuma ada masalah sepele banget menurut gue. Tapi qodarullah, acara pernikahan batal seketika. Dia frustasi..*lah.. akhirnya singkat waktu dia ketemu sama adik kelas dulu waktu kuliahnya. Cuma selang beberapa minggu, dia dating silaturahmi ke rumah orangtua wanitanya ini. Dan setelah itu dia disuruh nikah. 3 hari kemudian datenglah orangtuanya dan keluarga gue untuk acara lamaran. Jeda 2 minggu, penetapan acara nikahan. Alhamdulillah acaranya lancar.. Alhamdulillah ‘ala kulli hal ya rabb.
Sedari dulu banyak sekali orang-orang bilang bahwasanya jodoh itu misterius guys. Lo ga akan bisa nebak siapa orangnya. Bagaimana rupanya. Sekuat apapun lo jungkir balik untuk memfasilitasi orang yang lo suka, tapi di lauhul mahfudz sana bukan nama dia yang ditulis. Tetep hal itu mustahil terjadi. Maka, dengan ini berbuatlah baik hingga nanti kita dapetin yang baik. Seandainya bukan dia yang dating, berarti dia ga baik buat kita. Kalau mau yang baik ya lakuin hal-hal baik.
Judul gue itu ga sinkron ya ama apa yang gue tulis, tapi sejatinya gue Cuma mau bilang : gue lagi bener-bener ngerasa megang bara api. Percayalah kalo jodoh gak bakal kemana…*eaaa